INOVASI TANDUK PELANGI ( Taman Edukasi Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup ) SMP Negeri 3 Situbondo

INOVASI TANDUK PELANGI

( Taman Edukasi Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup )

SMP Negeri 3 Situbondo

Sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri, SMP Negeri 3 Situbondo menerapkan Pedulidan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah yang selanjutnya disebut PBLHS yaitu secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku amah lingkungan hidup. Penerapan PBHLS adalah sikap dan tindakan warga sekolah dalam menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup, peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah sebagaimana Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 Tahun 2019. Hal ini mendukung isu strategis Kabupaten Situbondo, yaitu peningkatan kualitas lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Latar belakang permasalahan adalah strategi penerapan PRLH agar lebih efektif dan efisien sehingga peningkatan kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Situbondo khususnya lebih teredukasi dan terlaksana dengan baik terutama di kalangan pelajar. Pelaksanaan PBLHS meliputi pembelajaran padamatapelajaran, ekstrakurikuler, dan pembiasaan diri yang mengintegrasikan penerapan PRLH di sekolah serta masyarakat sekitar sekolah. Pembelajaran meliputi aspek kebersihan, pengelolaan sampah, penanaman dan pemeliharaan pohon/tanaman, konservasi air, dan inovasi terkait penerapan PRLH.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yaitu perlu adanya wahana khusus dalam penerapannya sehingga warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah memperoleh praktek pembelajaran secara nyata tentang bagaimana menerapkan perilaku ramah lingungan hidup melalui inovasi Tanduk Pelangi.

Kebaharuan inovasi Tanduk Pelangi ( Taman Edukasi Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup SMP Negeri 3 Situbondo ) adalah sebagai Sekolah tempat edukasi dengan memanfaatkan taman sekolah sebagai tempat praktik nyata di luar kelas berupa paket lengkap edukasi ramah lingkungan yang terdiri dari 6 edukasi yang tidak terpisah antara warga sekolah dan masyarakat dalam 1 wahana, berupa pemaparan materi dan praktik langsung penerapan perilaku ramah lingkungan yang sangat berdampak terhadap kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Langkah–langkah yang dilakukan penerapan Inovasi Tanduk Pelangi Spegas berupa enam jenis edukasi yaitu:

  1. Edukasi pemilahan sampah (pemilahan sampah organik dan non organik);
  2. Edukasi bank sampah (sampah perlu dipilah berdasarkan sifatnya );
  3. Edukasi biopori timbas (edukasi konservasi air, menanggulangi masalah penyerapan air, membuat lubang resapan biopori dengan timba bekas);
  4. Edukasi pengolahansampahorganik ( Edukasikomposting );
  5. Edukasipengolahansampahnonorganik (daurulangdanecobrik)
  6. Edukasipembibitan( pemanfaatankomposdan  green house ).

                                    Sistem pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan dampak kerusakan terhadap lingkungan sekitar dan merugikan masyarakat. Edukasi tidak hanya berupa pemaparan materi tetapi ditekankan pada aksi nyata. Dengan harapan dapat diterapkan di rumah dan mengajak keluarga mereka untuk mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.

 

 

  1. TUJUAN INOVASI DAERAH

       Adapun tujuan Inovasi TandukPelangi, yaitu:

  1. Menerapkan PRLH ( Perilaku Ramah LingkunganvHidup ).
  2. Mengenalkan manfaat pemilahan sampah dan pengolahan sampah .
  3. Praktik langsung cara pemilahan sampah dan pengolahan sampah.

 

  1. MANFAAT YANG DIPEROLEH

       Adapun manfaat Inovasi Tanduk Pelangi, yaitu:

  1. Lingkungan sekolah menjadi lebih ramah lingkungan.
  2. Penerapan pemilahan sampah
  3. Penerapan pengolahan sampah organik dan non organik.
  4. Penerapan konservasi air melalui teknologi tepat guna biopori timbas.
  5. Penerapan pembibitan.

 

  1. HASIL ( DAMPAK )
  1. Sebelum adanya inovasi  :
  1. Pemilahan sampah tidak sesuai ketentuan, sampah organik dan sampah non organik masih tercampur menjadi satu;
  2. Pengolahan sampah organik dan non organik tidak maksimal;
  3. Konservasi air menggunakanbioporitimbaskurangteredukasi;
  4. Pembibitandanpemanfaatangreen housetidakmaksimal, kendala media kompos menjadi penyebab gagalnya praktik pembibitan di green house.

 

  1. Setelah adanya inovasi  :
  1. Lingkungan sekolah lebih bersih, sampah organik maupun sampah non organik terkelola dengan baik,  teredukasi melalui praktik langsung;
  2. Sampah organik dikelola melalui komposting sebagai media tanam;
  3. Pengambilan sampah non organik oleh DLH berkurang;
  4. Daur ulang sampah non organik dikelola dengan baik berupa karya kerajinan tangan menghiasi dinding kelas dan lemari pamer karya siswa;
  5. Biopori timbas lebih teredukasi dan penerapannya tidak hanya di lingkungan sekolah juga di lingkungan rumah warga sekolah;
  6. Penerapan pembibitan dengan pemanfaatan media kompos mengurangi kegagalan praktik pembibitan,  banyak koleksi pembibitan di green house;
  7. Kebutuhan kompos terpenuhi secara mandiri untuk media pot bunga;

Menambah nilai ekonomi pada penerapan edukasi bank sampah, dan berjalan efektif seiring penerapan tema kewirausahaan kegiatan P.5